MAN 1 Medan
mengutus tiga siswa dan satu guru pendamping terbaiknya untuk mengikuti
program Laseda (Lawatan Sejarah Daerah) yang diadakan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan Balai Pelestarian Nilai Budaya
Banda Aceh (Medan, 29 April 2017).Siswa-siwi yang terpilih adalah Muhammad
Hamli Rizki (Kelas XI IIS 1), Habib Firmansyah (Kelas XI MIA 1), Muhamma Hatta
Rajasa Daulay (Kelas X MIA 1) dan Muhammad Yamin, S.S.,S.Pd.Selain dituntut
ketiga peserta ini memiliki pengetahuan
sejarah, mereka juga harus dapat menulis sebuah karya tulis dan menampilkan
pertunjukan seni dari daerahnya masing-masing.
Program
Laseda ini merupakan kegiatan berkala yang dilakukan oleh pemerintahan Aceh dan
Sumatera utara secara bergiliran. Ini merupakan Laseda ke-XV yang kali ini
diadakan di kota Sabang dan Aceh. Tidak semua sekolah yang beruntung mendapat
undangan dari Laseda ini. Laseda tahun 2017 ini mengundang enam puluh
siswa-siswi tingkat SMA/MA dari Provinsi Aceh dan Sumatera Utara ( SMAN 1
Sabang, SMAN 2 Sabang, SMKN Sabang, MAN Sabang, SMAN Krueng Barona Jaya, SMAN
Yayasan Ali Hasyim, SMAN Darul Imarah Aceh, SMAN Unggul Pidie, SMAN 1 dan 2
Meulaboh, SMAN 1 Sigli, SMAN 2 Bandar Bandar Benar Meriah, SMAN 11 Banda Aceh,
SMAN 2 Banda Aceh, SMAN 1 Raya Kab
Simalungun, SMAN 1 Raya Kab Simalungun, SMAN 1 Silo Kahiyan Kab Simalungun, MAN
1 Medan, SMAN 1 dan 2 Asahan,)
Laseda
tahun 2017 ini mengangkat tema” Merawat Keberagamaan Melalui Memori Kolektif
untuk Memperkokoh Karakter Bangsa di Bumi Serambi Mekkah”. Para peserta yang
mengikuti ini wajib memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan panitia.Selain
peserta mengumpulkan karya ilmiahnya, peserta juga diwajibkan membawa beberapa
surat yaitu keterangan dari dinas pendidikan setempat, surat rekomndasi dari
sekolah masing-masing, surat berbadan sehat dari rumah rumah/puskesmas/klinik
terdekat, dan membawa pakaian tari dari daerahnya masing.masing. Kegitan Laseda
ini dilakukan tanggal 29 maret sampai dengan 1 april 2017 sesuai dengan jadwal
yang telah dibuat panitia dan dibagikan kepada seluruh peserta dan biaya pesert
Laseda semua ditanggung oleh panitia penyelenggara.
Pembukaan
Laseda ini dihadiri oleh beberapa pimpinan kota Sabang seperti Walikota Sabang
yang diwakilkan oleh Ibu Sayuthi, S.H selaku Asisten I Bidang Pemerintahan
Keistimewaan Aceh dan Kesejahteraan Rakyat dan beberapa narasumber sejarah yang
berkompeten yaitu Direktur Sejarah Direktorat Kemdikbud, Ibu Triana Wulandari,
M.Si, Akademisi Unsyiah Bapak Drs. Mawardi Umar, M.Hum dan para tokoh sejarawan
lainya
Suatu
kehormatan, pada saat pembukaan Laseda Siswa MAN 1, Habib Firmansyah kelas XI
MIA 1 mendapat kesempatan menjadi qari sekaligus membacakan doa.
Jadwal
kegiatan Laseda ini cukup padat, dimulai dari pembukaan sekaligus, diskusi
kesejarahan, lawatan ketempat bersejarah, permainan berhubungan dengan sejarah,
membuat infografis dan sekaligus mempresentasikannya di depan peserta serta
penutupan dengan menampilkan pertunjukan seni dari daerah-masing masing.
Pembukaan
Laseda ini berlangsung secara khidmat dan tertib. “ Acara ini selain menjalin
tali silaturahmi antarprovinsi dan daerah, tetapi juga mengingatkan bahwa
pentingnya sejarah bagi kita, karena sejarah merupakan identitas atau karakter
bangsa” Kata Ibu Irini Dewi Wanti,
S.S.,MSP., selaku Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh sekaligus
penanggung jawab kegiatan Laseda.
Penilaian Program
ini secara individu yang dilakukan oleh panitia dengan cara mengakumulasi nilai
sikap pribadi siswa, karya ilmiah, penampilan seni, wawasan dan kecakapan linguistik
Selama kegiatan
berlangsung, siswa yang berasal dari berbagai daerah dari Aceh dan Sumatera
Utara sangat antusias dan bersemangat mengikuti segala kegiatan sesuai dengan
peraturan yang telah ditentukan pihak panitia. Kegiatan Laseda ini di mulai
Kamis, 30 Maret 2017. Daerah lawatan pertama di Pulau Rubiah (Makam Umi Sarah
Rubiah, bekas Asrama haji,bak
penampungan air jamaah haji, selanjutnya lawatan ke tugu Nol kilometer
Indonesia,lawatan ke Kampung Haji (Desa Kota Timur,Masjid bersejarah Kampung
Haji,Makan Imam pertama Tgk.Chik Calo Le Masen), lawatan ke Kota Atas Sabang
dan desa Anai Pantai Itam (Benteng pertahanan jepang), Lawatan ke desa Cot Bak
U Sabang (Benteng Batrai), laeatan kota serambi mekah : Masjid Raya
Baiturrahman, Museum Tsunami dan makam Tgk Di Paloh.
Akhir kegiatan
Laseda ini di tutup di Banda Aceh, Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya
Aceh,Jalan Twk.Hasyim Banta Muda No 17. Penutupan Laseda ini dilaksanakan
dengan menampilkan pentas seni multikultur dari berbagai budaya dan suku yang
diwakili peserta. Khusus siswa MAN 1
Medan, mereka menampilkan tari Tor-Tor Tapanuli Selatan “Torang Ni Bulan”
dengan dibalut pakaian tari dari daerah berwarna hitam dengan menggunakan topi khas Tapanuli Selatan dan Ulos
“Semoga cara ini
dapat menumbuhkan kecintaan terhadap sejarah baik itu lokal dan nasional serta
dapat menjalin tali silaturahmi antar sekolah baik dari Aceh, Sabang dan
Sumatera Utara dan semoga bisa menuju Lasenas ke Bengkulu,karena hanya empat
siswa yang bisa berangkat menuju lasenas” Kata ketua panitia Cut Zahrina, S.Ag