Putri
Muslima Indonesia 2015 Nesa Aqila Heryyanto Putri menyampaikan ucapan
terimaksih yang mendalam kepada Haji Ali
Masran Daulay,S.Pd,MA, guru sekaligus mantan kepala Madrasah Aliyah Negeri
(MAN)3 Medan, yang telah banyak
membimbingnya jadi wanita Muslimah yang seutuhnya.
Semasa
saya sekolah di MAN 3, memang saya agak badung, sering telat sekolah dan banyak
peringatan, hamper semua guru, tapi beliau dengan lembut memberikan petunjuk
dan arahan, sehingga saya bisa seperti ini.”Ujar Nisa Aqila saat berkunjung ke Man 1 Medan, , yang
kini dipimpin Bapak Haji Ali Masran.
Peringatan
Isra’ MI’raj yang sekaligus dirangkai do’a bersama menyambut ramadhan 1436 H,
menjadi tambah syahdu dengan kehadiran Nesa
Aqila yang sejak pagi sudah ditunggu-tunggu adik-adiknya dari MAN 1
Medan. Nesa mereka elu-elukan karena dia sudah menjadi ikon putri muslimah
secara nasional dan ia seorang alumni MAN. “Sudah cantik, pintar, ramah murah
senyum, saya salut dengan kak Nesa, dan ingin lebih seperti dia’. Ujar Nurul
Adha Almayora, siswi kelas XI IPS 1 MAN 1 Medan. Bahkan Ustaz Sutan Syahrir
Dalimunthe, yang tadinya mengisi tausiyah agama dalam peringatan Isra’Mi’raj itu
dengan materi hikmah perjalanan Nabi sebagai sebuah kapal iman dan taqwa,
berubah 180 derajat, hanya sekedar mendiskusikan kecantikan, kepintaran dan
sikap tawadhu’ yang tampak di wajah putri muslimah. Kalau saya kembali ke era
20 tahun lalu, saya pasti pilih Nesa, tapi karena saya sekarang lebih pantas
jadi ayahnya, ya pinomatnya untuk anak saya, “ ujar sang ustadz penuh
kelakar. Alas an sang ustadz bukan
main-main, sosok wanita beginilah dambaan lelaki muslim, cantik, menutup aurat,
dan pintar. Jadi, kalian semua jangan
takut mempertahankan jelbab, karena membuat diri kalian lebih baik lagi. Sebab,
awal hidup kita ini, sudah dimulai dengan yang baik (fitrah) dan hendaknya
berakhir dengan baik (khusnul Khotimah).
Itulah
gambaran perjalanan Isra’ Mi’raj, bermula dari yang baik dan berakhir pula
dengan kebaikan. Rasulullah SAW, pribadi
uswah hasanah, contoh yang baik. Jangan kalian kira karena kehebatan kita, data menjamin kita
masuk syurga. Hendaknya jadikanlah rumah
kita itu cantik secantik iman dan taqwa dalam diri kita”. Ujar Ustadz. Ajaran
ustadz ini tampaknya sejalan dengan pengetahuan yang di dapat Nesa dalam
penggemblengan dirinya saat bersaing dalam ajang Putri Muslimah itu. ‘Kita
tidak boleh takut tidak mendapatkan apa-apa dengan berhijab, karena rezeki setiap manusia sudah ditentukan
Allah SWT, ujarnya. Yang penting kalian harus percaya diri, kerjakan perintah
Allah dan jauhi larangannya, serta hormat kepada guru dan kedua orang tua.
Sebab ridho Allah juga ada pada ridhonya orang tua.
Saya
sungguh berterimaksih kepada Yanda Ali Masran, beliau banyak menasehati saya
untuk kebaikan. Saya pernah jadi anak malas, sering dimarahi, tetapi saya tahu
setiap marah dan nasehat orang tua untuk kebaikan saya. Jadi, saya harus
nurut,” ujarnya. Termasuk menjadi Putri Indonesia, Nesa juga harus mengaku harus mendapat izin orang tua terlebih dahulu
untukmengikuti ajang itu. Silahkan, kalian juga minta izin pada orang tua kalau
mau jadi seperti saya.
Jadi
putri Indonesia itu luar biasa sulit, kalian harus meperkaya pengetahuan
dibidang apapun, memiliki bakat, cantik, pandai merawat kesehatan, menguasai Bahasa Inggris dan Arab, belajar
dan berdo’a”, ujarnya.
Acara
penuh keakraban itupun diakhiri dengan foto bersama. tampak siswa-siswi MAN 1
Medan berfoto bersama dengan anak
madrasah yang kini jadi ikon wanita muslimah se-Indonesia. Viva Nesa, Viva MAN
1 Medan. Acar juga terasa lebih hikmat sebab seluruh siswa turut menyumbang
dari uang sakunya untuk pembangunan masjid Al Iman MAN 1 Medan. Masjid yang
sudah dibangun sejak setahun yang lalu, banyak mendapat dukungan orang tua
siswa. Ali Masran berterimakasih atas dukungan itu. Ustadz Sutan Sayahrir
Dalimuntha dan Nesa Aqila pun turut menyumbang untuk masjid itu. (R-35)
Wassalam,
Drs. Hamdah,M.PdI