Seluruh guru MAN 1 Medan dan sebagian guru-guru se pembinaan
telah mengadakan Bimbingan Teknik mengenai kurikulum 2013 (Bimtek K.13).
kegiatan ini berlangsung selama satu hari, Sabtu 19 April 2014, mulai jam 08.30
sampai dengan 17.30 WIB di Ruang guru MAN 1 Medan. Bimtek K.13 ini bertujuan
untuk memberikan pengetahuan dan praktek langsung dalam membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sebab MAN 1 Medan akan menerapkan kurikulum 2013
(K.13) pada tahun ajaran 2014/2015 tahun ini, dimana prioritas pertama adalah
kelas X.
Adapun nara sumber dari bimtek K.13 ini dua orang yaitu Bapak
Halomoan, S.Ag, M.Pd (dari Tim WI Keagamaan Medan) memberikan materi Menyusun
RPP K.13. dan Bapak Iriyanto Siregar M.Pd, (dari LPMP) dengan materi Penilaian
K.13
Pada kesempatan itu Bapak Kepala MAN 1 Medan H. Ali Masran
Daulay, S.Pd, MA membuka Bimtek K.13 sekaligus memberikan sambutannya, agar
kepada para peserta betul-betul dan secara serius mengikuti Bimtek ini. sebab K.
13 ini banyak perubahan dari kurikulum-kurikulum sebelumnya. Dan beliau
menginstruksikan agar WKM Litbang MAN 1 Medan Bapak Asrul Yafizham, BBA agar
mencetak sertifikatnya. Beliau berharap lewat bimbingan ini para guru sudah
trampil membuat RPP-nya dan mampu melaksanakan pembelajarannya, sehingga di
tahun ajaran baru ini nanti kita sudah siap lending dalam melaksanakan K.13
ini. Dra. Maisyarah Siregar, M.Si selaku WKM kurikulum, menginstruksikan agar
para peserta duduk sesuai dengan MGMPnya, dan selesai kegiatan ini sudah siap
RPPnya per mata pelajaran minimal satu KD.
Kompetensi Inti dari Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah K.13
berdasarkan Permendikbud 69/2013 adalah difokuskan kepada menghayati dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya, menghayati dan mengamalkan 7 sikap,
yaitu jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif. Disamping itu Memahami,
menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan
rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah. Selanjutnya mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Berdasarkan uraian di atas maka, didalam RPP
langkah-langkahnya adalah dengan Pendekatan Saintifik, yaitu mengamati menanya,
mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Dengan demikian tujuan pembelajaran
tidak hanya menjadikan anak didik menjadi pintar melainkan kreatif, jujur dan
berakhlak.
Mengenai penilaian K.13 adalah ada tiga bentuk; 1.penilaian
sikap, 2.Penilaian Pengetahuan, dan 3. Penilaian ketrampilan. Adapun objek sikap
yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran adalah :
-
Sikap terhadap materi pelajaran. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap matapelajaran. Dengan sikap positif dalam diri peserta didik akan tumbuh dan berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi, dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan.
-
Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap guru. Peserta didik yang tidak memiliki sikap positif terhadap guru akan cenderung mengabaikan hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian, peserta didik yang memiliki sikap negatif terhadap guru/pengajar akan sukar menyerap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut.
-
Sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik juga perlu memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran mencakup suasana pembelajaran, strategi, metodologi, dan teknik pembelajaran yang digunakan. Proses pembelajaran yang menarik, nyaman dan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
-
Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Misalnya, masalah lingkungan hidup (materi Biologi atau Geografi). Peserta didik perlu memiliki sikap yang tepat, yang dilandasi oleh nilai-nilai positif terhadap kasus lingkungan tertentu (kegiatan pelestarian/kasus perusakan lingkungan hidup). Misalnya, peserta didik memiliki sikap positif terhadap program perlindungan satwa liar.