Salah satu kegiatan ekstra dari 26
kegiatan ekstra yang ada di MAN-1 Medan yang dilaksanakan siswa/siswinya adalah
wiridan pembacaan tahtim tahlil. Kegiatan ini barang kali tidak ada di
sekolah-sekolah umum bahkan mungkin di madrasah-madrasah dikota Medan ini.
Program tahtim tahlil ini sudah
berlangsung selama lima tahun. Pembacaan
tahtim yahlil ini dilaksanakan per kelas setiap hari secara bergiliran,
waktunya setelah kegiatan belajar mengajar (KBM). Begitu bel berbunyi
menandakan KBM berakhir, maka anak-anak yang sudah ditetapkan gilirannya
pada hari itu langsung bersiap-siap untuk melakukan pembacaan tahtim tahlil
di kelasnya. Dan ketua kelas segera membagikan buku kecil, yang berisi bacaan
tahtim tahlil yang sudah disediakan oleh guru pembimbing .
Adapun guru pembimbing pada
kegiatan tahtim tahlil ini adalah semua para guru agama, yaitu, Drs. Amin, Dra.
Mrwiyah, Dra. Maisyarah MG, Mhd. Basri, MA, dan di kordinir oleh WKM. Humas
Drs. Hamdah.
Sistem pelaksanaannya adalah dipimpin salah seorang siswa, dengan diawali pembacaan istighfar tiga kali, dan surat Fatihah sekali, kemudiah pembacaan tahtim, setelah pembacaan tahtim dilanjutkan dengan pembacaan tahlil yang dipimpin salah seorang siswa, setelah berzikir seberapa mau banyaknya, kemudian ditutup dengan do’a, juga dipimpin oleh salah seorang siswa. Jadi ada 4 orang pembawa acara yaitu satu orang pembukaan (Tawasshul), satu orang memimpin tahtim, satu orang memimpin zikir (tahlil), dan satu orang lagi memimpin do’a.
Acara khataman ini bertujuan
sesuai dengan arahan Bapak Kepala MAN-1 Medan, Bapak Dr. H.Burhanuddin, M.Pd,
yaitu :
1. Dalam
rangka melatih siswa agar bisa melakukan
wirid dan memimpin perwiridan tersebut, sehingga apabila mereka terjun
di masyarakat mereka sudah siap. Dan tidak canggung lagi, sebab pada umumnya di
daerah mereka ada kelompok perwiridan.
2. Menddidik
agar anak-anak memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Misalnya ketika ada
kemalangan dari teman mereka yang ditimpa musibah, maka semua siswa yang
temannya ditimpa musibah itu bertakziyah, dan mereka disana membacakan tahtim
tahlil dan mendoakan mereka yang ditimpa musibah tersebut.
3. Mendekatkan
diri, dan meyakini kepada Allah SWT, sembari berdo’a agar mendapat rahmat dan
akan diberi kemudahan dalam menggapai cita-citanya.
4. Sebagai
ibadah, karena didalam tahtim tahlil yang dibaca itu berisi ayat-ayat
Al-Qur’an, shalawat dan zikir-zikir. Sekaligus diniatkan untuk para arwah
keluarga siswa yang sudah meninggal kiranya diampunkan segala dosa-dosa merekan
dan mohon dimasukkan kedalam syurga-Nya Allah. Amiiin.
5. Sebagai
bentuk penyerahan usaha kepada Allah, bahwa dari pagi sampai siang tekun
belajar menuntut ilmu, agar ilmu yang didapat itu memiliki kebrkahan, dan
bermanfaat guna dalam kemeslahtan ummat, sesuai dengan motto MAN-1 Medan
“Menjadi penebar kebaikan dan pewaris kebajikan”.
Setelah selesai ber do’a barulah
anak-anak di persilahkan meninggalkan kelas untuk pulang.
Demikian
hal ini disampaikan oleh WKM Humas, Bapak Drs. Hamdah Syarif.